Rabu, 13 September 2017


SPESIFIKASI SEPATU FUTSAL ADIDAS KULIT HITAM
1.Harga : Rp. 1500.000
2. Ukuran : 40,41,42

Rabu, 06 September 2017

Top 10 Benefits of Listening to Music

benefits of listening to music
“My music isn’t just music — it’s medicine”
Guess who said this. If you guessed Kanye West (and who else would you guess?) then you are correct. But there is actually a lot of truth hidden in Kanye’s braggadocio. In a lot of ways music is medicine: it does everything from decreasing your anxiety to helping you fall asleep at night. So go ahead and play The Life of Pablo while you read our list of the top 10 benefits of listening to music.
  • Raises IQ and Academic Functioning:

    Research shows that young children who take music lessons often perform higher academic performance. In a study, 6-year-olds who took piano or singing lessons had significantly increasing IQ and better academic performance than children who didn’t take lessons.
  • Increase workout endurance:

    Studies show that listening to those top workout tracks can enhance physical performance and increase workout endurance during a tough session. When we’re focusing on our favorite album, we’re not noticing that we’ve just ran an extra mile or increase our reps.
benefits of listening to music
  • Speed up post-workout recovery:

    A study found that listening to music after a workout can help recovery your body quicker. Regardless if it’s slow music that helps set a relaxing effect, any music can really help.
  • Reduce stress and anxiety:

     Listening to music can help you decrease stress level hormone called cortisol, which counteracts effects of chronic stress. This is a crucial finding because stress causes 60% of all our diseases and illnesses. A study found that if people participated in making music by conducting multiple percussion instruments and singing, their immune system was actually bumped up even more than if they passively listened.
  • Decrease pain:

    Research shows that music therapy and pre-recorded music reduced pain more than typical treatments for cancer patients. Other research indicates that it can also reduce pain in intensive care patients. But the selection of music needs to be classical, meditative, or the patient’s choice. “One good thing about music, when it hits you feel no pain.” Bob Marley.  
music-748118_1920
  • Make you happier:

    When you listen to music, you release a chemical in your brain called dopamine– a ‘feel good’ neurotransmitter. Valorie Salimpoor, a neuroscientist at McGill University injected eight music addictors with a radioactive substance that binds with dopamine receptors after they listened to their favorite music. A PET scan showed that large amounts of dopamine were being released, which caused the participants to feel certain emotions like happiness.
  • Can help with memory:

    Researchers have found that music can help you acknowledge and remember information better. Participants tried to memorize Japanese characters while listening to music that seemed either neutral or positive to them. The results showed that participants who were musicians learned better with neutral music but tested better with pleasurable music. Nonmusicians learned better with positive music but tested better with neutral music.
  • Helps you sleep better:

    Over 30% of Americans suffer from insomnia. A study indicated that students who listening to calm music for 45 minutes before going to sleep showed significant better sleep than students who listened to an audiobook or did nothing different.
benefits of listening to music
  • Decreases road rage:

    A study in the Netherlands found that listening to music can set a positive impact on your mood while driving, which leads to safer behavior.
  • Helps Alzheimer’s patients remember:

    Music and Memory, a non-profit organization of patients with Alzheimer’s and other age-related dementias remember who they are or even certain memories of their past life by having them listen to some old and meaningful tracks. Dr. Mosqueda is a director of Geriatrics at the University of California at Irvine School of Medicine and elaborates that because music touches so many areas of the brain, it stimulates pathways that may still be healthy. 
    source : health fitness revolution

Ludwig van Beethoven

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ludwig van Beethoven
Lukisan oleh Joseph Karl Stieler, 1820
Lukisan Beethoven oleh Joseph Karl Stieler pada tahun 1820
Lahir Bonn, Elektorat Cologne
Pembaptisan 17 Desember 1770
Meninggal 26 Maret 1827 (umur 56)
Wina, Kekaisaran Austria
Pekerjaan Komposer dan pianis
Tanda tangan
Beethoven Signature.svg
Ludwig van Beethoven (Listeni/ˈlʊdvɪɡ væn ˈbˌtvən/; bahasa Jerman: [ˈluːtvɪç fan ˈbeːtˌhoˑfn̩] ( simak); baptis 17 Desember 1770[1] di Bonn, wafat 26 Maret 1827 di Wina) adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni ke-lima dan ke-sembilan, dan juga lagu piano Für Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Namun, pada tahun 1801, ia mulai kehilangan pendengarannya.
Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.

Daftar isi

Keluarga dan masa muda

Keluarga

Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas sebagai penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven (1740-1792) bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn (dari tahun 1752). Ibunya bernama Maria Magdalena Keverich (1767-1787). Johann van Beethoven memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena menginginkan anaknya menjadi 'anak ajaib' seperti Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya pada tanggal 26 Maret 1778 tetapi kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada usia yang sama.
Rumah kelahiran Beethoven di Bonn

Masa muda

Guru komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga membantu Beethoven menerbitkan karya pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia meneruskan kariernya.
Beethoven pada usia 13 tahun
Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam bermain organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga sonata yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tetapi karena ia belum mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784. Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang sama, Beethoven belajar musik pada Franz Ries.
Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu dengan Mozart dan memainkan piano di depannya. Mozart sangat kagum dengan Beethoven dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar pada masa depan nanti. Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya habis, dia juga dipanggil pulang ke Bonn karena ibunya sakit parah akibat TBC, yang kemudian merenggut nyawanya pada 17 Juli 1787. Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena ayahnya pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven meminta agar gaji ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan memberi les piano kepada keluarga bangsawan.

Berguru kepada Haydn

Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya menuju London. Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn memang guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven walau dia kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk. Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.

Di Wina

Awal karier

Pada awal kariernya di Wina, Beethoven masih mendapat gaji dari Pangeran Franz, selain itu ia juga dibantu oleh beberapa bangsawan yang mendukungnya, antara lain Pangeran Carl von Lichnowsky. Beethoven mendedikasikan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling terkenal, Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13. Masa awal Wina merupakan masa yang cukup produktif bagi Beethoven. Komposisi-komposisi yang ia gubah antara lain simfoni no. 1 dan 2, lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonata dan ‘Pastorale’ sonata, sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24), variasi cello pada Bei Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major, Op. 20, dan Quintet, Op. 29. Beethoven tidak hanya populer sebagai pianis virtuoso namun juga sebagai komponis. Murid-muridnya kebanyakan berasal dari keluarga aristokrat.

Mulai periode kehilangan pendengaran

Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang akibat otosklerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven menjadi depresi dan dia menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan lain depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya cintanya bertepuk sebelah tangan.[butuh rujukan]

Lepas dari masa kemuraman

Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya. Dia melanjutkan membuat komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer.

Symphony No. 3 Eroica

Pada tahun 1805 menggubah Symphony No. 3 in Eb ‘Eroica’, Op. 55. Menurut temannya, Ferdinand Ries, Beethoven merobek judul asli simfoni yang didekasikan untuk Napoleon Bonaparte itu. Beethoven sangat marah setelah tahu bahwa Napoleon mengumumkan dirinya menjadi kaisar Perancis. Beethoven mengubah judul simfoni asli ini, ‘Bonaparte’ dan menulis ‘Sinfonia Eroica…composta per festiggiare il sovvenire de un grand’ uomo’ yang berarti ‘Simfoni eroika, ditulis untuk mengenang seseorang yang agung’.
Tulisan ‘Sinfonia Grande intitolata Bonaparte del Sigre’ yang terdapat pada kopi manuskrip simfoni yang pertama dan kedua dihapus Beethoven secara paksa dan meninggalkan bekas lubang. Namun, kemarahan Beethoven hanya sebentar karena beberapa bulan setelah penobatan Napoleon, Beethoven mengirim surat pada Breitkopf & Härtel ‘titel simfoni itu sebenarnya Bonaparte’ dan pada tahun 1810 dia menulis bahwa ‘misa ini mungkin bisa juga didekasikan untuk Napoleon’. Simfoni tersebut dipentaskan di kediaman Pangeran Lobkowitz pada akhir tahun 1804.

Gaya komposisi baru

Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny, muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’, Op. 57. Tapi, Beethoven pernah mengomel pada Czerny bahwa dia agak kesal karena publik hanya menyukai ‘Moonlight’ sonata miliknya padahal dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih bagus dari lagu itu.
Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada yang seperti mars. Hal ini tak pernah terjadi pada masa-masa sebelum Beethoven.

Pentas opera Fidelio

Pada tahun 1805, sebuah teater mementaskan opera milik Beethoven, Fidelio, yang memiliki judul asli Leonore. Namun, pementasan ini tak berhasil karena pada beberapa hari sebelumnya, Wina ditaklukkan oleh Napoleon. Fidelio direvisi oleh Beethoven dua kali, tahun 1806 dan 1814. Beethoven juga menciptakan empat overture untuk Fidelio yang diberi judul Overture Leonore no. 1, 2, dan 3. Overture ke-4 diberi nama Overture Fidelio.
Sesungguhnya Beethoven belum memiliki pendapatan tetap. Dia baru menerima honor setelah menyelesaikan pesanan musik atau ada karyanya yang diterbitkan. Pada 22 Desember 1808, Beethoven mengadakan konser untuk mencari dana di teater Wina. Konser ini menampilkan banyak karya Beethoven yang terbaru, antara lain Symphony No. 5 in C Minor, Op. 67 dan Symphony No. 6 in F Major, Op. 68, konserto piano no. 4, dan Fantasien, Op. 80. Konser ini belum diketahui kesuksesannya dari segi keuangan.

Ingin pindah dari Wina

Pada tahun 1808, Beethoven sesungguhnya ingin pindah dan bekerja pada Jerome Napoleon di Cassel dengan gaji 2400 gulden/tahun. Namun, teman-temannya dari kalangan bangsawannya, antara lain Pangeran Rudolph , Pangeran Lobkowitz, dan Kinsky meminta Beethoven untuk tetap tinggal dengan jaminan mereka akan membayar gaji Beethoven sebesar 4000 Gulden per tahun. Beethoven juga membuat komposisi Piano Concerto No. 5 in B Flat Major ‘Emperor’, Op. 73, yang didekasikan untuk Pangeran Rudolph dan String Quartet in E Flat Major, Op. 74. Pada tahun yang sama, Napoleon menduduki kembali kota Wina sehingga banyak bangsawan yang melarikan diri dari sana. Beethoven menciptakan Piano Sonata in Eb ‘Les adieux’, Op. 81a.

Krisis keuangan

Pada tahun 1811, Beethoven semakin depresi pada masa sulit ini. Terutama karena ia tak berhasil mendapat jodoh. Salah satu wanita yang ia pinang adalah Countess Therese Malfatti namun ia ditolak. Beethoven juga mengalami krisis keuangan karena terjadi penurunan mata uang kertas di Wina. Harga uang menjadi seperlima dari mata uang terbaru. Beethoven juga mengalami perselisihan dengan adiknya, Johann. Namun, Beethoven mulai mengerjakan Symphony No. 7 in A Major, Op. 92 dan selesai pada awal 1812.
Pada musim semi tahun 1812, Beethoven berkunjung ke spa di Teplitz dan bertemu dengan Johann Wolfgang von Goethe, salah satu orang yang paling ia kagumi semenjak masa kecilnya. Pada tanggal 8 Desember 1813, Beethoven membuat simfoni ‘perang’ berjudul Wellington’s Victory. Beberapa komponis terkenal seperti Hummel, Mayseder, Moscheles, dan Salieri ikut ambil bagian pada pementasan simfoni ini.

Konser besar

Pada tanggal 29 November 1814, Beethoven mementaskan Fidelio yang sukses besar. Sebagian besar anggota kongres Wina ikut menonton opera ini. Di luar kesuksesan tersebut, pendengaran Beethoven semakin lama bertambah parah. Keadaan ini bertambah parah karena Beethoven menuntut hak orang tua asuh atas keponakannya, Karl. Beethoven menganggap ibu Karl tak sanggup mengasuh keponakannya. Beethoven memenangkan kasus ini namun ia pun bukan orang tua yang baik untuk Karl. Anak itu akhirnya menjadi tertekan dan mulai bergaul dengan geng anak-anak nakal. Puncaknya adalah pada tahun 1816, saat Karl mencoba bunuh diri. Hal ini membuat Beethoven cukup mengalami depresi. Setelah sembuh, Karl kembali ke ibunya dan masuk ke sekolah militer.
Pada tahun 1817, Beethoven keluar dari depresi dan kemurungannya. Hal ini terlihat dengan saat dia membuat Piano Sonata in A Major, Op. 101. Pada tahun 1817, Beethoven menggubah beberapa komposisi untuk seorang penulis Inggris, Richard Ford. Namun, karya-karya ini tak pernah diketahui sampai ditemukan di Inggris pada tahun 1999. Selain itu, Beethoven juga mulai merencanakan untuk menggubah piano sonata-nya yang paling revolusioner, Piano Sonata in Bb 'Hammerklavier', Op. 106.

Missa Solemnis

Pada tahun 1822, Beethoven menggubah Missa Solemnis untuk penobatan Pangeran Rudolph sebagai uskup di Olomouc pada tahun 1819. Beethoven juga memulai rancangan simfoni ke-9-nya.
Pada 7 Mei 1824, Beethoven mementaskan Missa Solemnis beserta Simfoni ke-9 di Wina. Konser ini sukses besar. Tapi ada berita yang mengatakan bahwa Beethoven tidak sadar kalau konsernya telah selesai dan terus membaca partitur. Caroline Unger, salah satu solois alto dalam simfoni tersebut harus menarik baju Beethoven agar dia mau berbalik dan melihat ke arah penonton yang bertepuk tangan dengan meriah.
Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata disebabkan oleh sakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia meninggal pada 26 Maret 1827.
sumber : wikipedia

The Legend of 1900

From Wikipedia, the free encyclopedia
Not to be confused with the 1976 film, 1900
The Legend of 1900
Leggenda pianista.jpg
Italian theatrical film poster
Directed by Giuseppe Tornatore
Produced by Francesco Tornatore
Screenplay by Giuseppe Tornatore
Based on Novecento
by Alessandro Baricco
Starring
Music by Ennio Morricone
Cinematography Lajos Koltai
Edited by Massimo Quaglia
Production
company
Sciarlò
Medusa Film
Distributed by Medusa Film
Release date
  • 28 October 1998
Running time
165 minutes (Original cut)
125 minutes[1]
Country Italy
Language English
French
Budget $9 million
Box office $259,127 (United States)
The Legend of 1900 (Italian: La leggenda del pianista sull'oceano, The Legend of the Pianist on the Ocean) is a 1998 Italian drama film directed by Giuseppe Tornatore and starring Tim Roth, Pruitt Taylor Vince and Mélanie Thierry. It was Tornatore's first English-language film.[2] The film is inspired by Novecento, a monologue by Alessandro Baricco. The film was nominated for a variety of awards worldwide, winning several for its soundtrack.

Plot

The story is told in medias res as a series of flashbacks. Max Tooney, a musician, enters a secondhand music shop just before closing time, broke and badly in need of money. He has only a Conn trumpet, which he sells for less than he had hoped. Clearly torn at parting from his prized possession, he asks to play it one last time. The shopkeeper agrees, and as the musician plays, the shopkeeper immediately recognizes the song from a broken record matrix he found inside a recently acquired secondhand piano. He asks who the piece is by, and Max tells him the story of 1900.
1900 was found abandoned on the four stacker oceanliner SS Virginian, a baby in a box, and likely the son of poor immigrants from steerage. Danny, a coal-man from the boiler room, is determined to raise the boy as his own. He names the boy Danny Boodman T. D. Lemon 1900 (a combination of his own name, an advertisement found on the box and the year he was born) and hides him from the ship's officers. Sadly, a few years later, Danny is killed in a workplace accident, and 1900 is forced to survive aboard the Virginian as an orphan. For many years, he travels back and forth across the Atlantic, keeping a low profile.
The boy shows a particular gift for music and eventually grows up and joins the ship's orchestra. He befriends Max in 1927, but never leaves the vessel. Apparently, the outside world is too "big" for his imagination at this point. But he stays current with outside musical trends as passengers explain to him a new music trend or style, and he immediately picks it up and starts playing it for them.
His reputation as a pianist is so renowned that Jelly Roll Morton, of New Orleans jazz fame, on hearing of 1900's skill comes aboard to challenge him to a piano duel. After hearing Jelly Roll Morton's first tune 1900 plays a piece so simple and well known ("Silent Night") that the self-proclaimed inventor of jazz feels mocked. As Morton becomes more determined to display his talent, he plays an impressive tune ("The Crave") that brings tears to 1900's eyes. 1900 calmly sits down at the piano and plays from memory the entire tune that Morton had just played. 1900's playing fails to impress the crowd until he plays an original piece ("Enduring Movement") of such virtuosity that the metal piano strings become hot enough for 1900 to light a cigarette. He hands it to Morton, who has lost the duel.
A record producer, having heard of 1900's prowess, brings a primitive recording apparatus aboard and cuts a demo record of a 1900 original composition. The recorded music is created by 1900 as he gazes at a woman (The Girl) who has just boarded and whom he finds attractive. When 1900 hears the recording, he takes the master, offended at the prospect of anyone hearing the music without his having performed it live. He then tries to give the master to The Girl who inspired it, but is unable to and breaks the matrix into pieces.
The story flashes back to the mid-1940s periodically, as we see Max (who leaves the ship's orchestra in 1933) trying to lure 1900 out of the now-deserted hull of the ship. Having served as a hospital ship and transport in World War II, she is scheduled to be scuttled and sunk far offshore. Max manages to get aboard the ship with the recording 1900 made long ago and plays it, hoping to attract 1900's attention. When it does, Max attempts to convince 1900 to leave the ship. But he is too daunted by the size of the world. And feeling that his fate is tied to the ship, 1900 cannot bring himself to leave the only home he has known. Max feels useless that he couldn't save his friend.
The shopkeeper asks Max how the record got into the secondhand piano. Max indicates that he put it there, and the shopkeeper tells him that he wasn't so useless after all. Then, as Max is leaving the store, the shopkeeper gives him the trumpet and says, "A good story is worth more than an old trumpet," and Max walks out as another customer walks in.
source : wikipedia